Mengenal Istilah dalam Ilmu Hadis

0 komentar
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Berikut ini beberapa istilah hadis yang sering dipakai dalam Asy-Syariah:
1.  Mutawatir
Hadis yang diriwayatkan dari banyak jalan (sanad) yang lazimnya dengan jumlah dan sifatnya itu, para rawinya mustahil bersepakat untuk berdusta atau kebetulan bersama-sama berdusta. Perkara yang mereka bawa adalah perkara yang indrawi yakni dapat dilihat atau didengar. Hadis mutawatir memberi faedah ilmu yang harus diyakini tanpa perlu membahas benar atau salahnya terlebih dahulu.

2.  Ahad
Hadis yang tidak mencapai derajat mutawatir.
3.  Sahih (sehat)
Hadis yang dinukilkan oleh orang yang adil (muslim, baligh, berakal, bebas dari kefasiqan yaitu melakukan dosa besar atau selalu melakukan dosa kecil, dan bebas dari sesuatu yang menjatuhkan muru’ah/kewibawaan) dan sempurna hafalan/penjagaan kitabnya terhadap hadis itu, dari orang yang semacam itu juga dengan sanad yang bersambung, tidak memiliki ‘illah (penyakit/kelemahan) dan tidak menyelisihi yang lebih kuat. Hadis sahih hukumnya diterima dan berfungsi sebagai hujjah.
4.  Hasan (baik)
Hadis yang sama dengan hadits sahih kecuali pada sifat rawinya di mana hafalan/penjagaan kitabnya terhadap hadis tidak sempurna, yakni lebih rendah. Hadis hasan hukumnya diterima.
5.  Dha’if
Hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits sahih atau hasan. Hadis dha’if hukumnya ditolak.
6.  Maudhu’ (palsu)
Hadis yang didustakan atas nama Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam padahal beliau tidak pernah mengatakannya, hukumnya ditolak.
7.  Mursal
Yaitu seorang tabi’in menyandarkan suatu ucapan atau perbuatan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Hukumnya tertolak kerana ada rawi yang hilang antara tabi’in tersebut dan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan mungkin yang hilang itu adalah rawi yang lemah.
8.  Syadz
Hadis yang sanadnya sahih atau hasan namun isinya menyelisihi riwayat yang lebih kuat dari hadits itu sendiri, hukumnya tertolak.
9.  Mungkar
Hadis yang sanadnya dha’if dan isinya menyelisihi riwayat yang sahih atau hasan dari hadis itu sendiri, hukumnya juga tertolak.
10.  Munqathi’
Hadis yang terputus sanadnya secara umum, artinya hilang salah satu rawinya atau lebih dalam sanad, bukan di awalnya dan bukan di akhirnya dan tidak pula hilangnya secara berurutan. Hukumnya tertolak.
11.  Sanad
Rangkaian para rawi yang berakhir dengan matan.
12.  Matan
Ucapan rawi atau redaksi hadis yang terakhir dalam sanad.
13.  Rawi
Orang yang meriwayatkan atau membawakan hadis.
14.  Atsar
Suatu ucapan atau perbuatan yang disandarkan kepada selain Rasulullah n, yakni kepada para sahabat dan tabi’in.
15.  Marfu’
Suatu ucapan, perbuatan, atau persetujuan yang disandarkan kepada Rasulullah n.
16.  Mauquf
Suatu ucapan atau perbuatan yang disandarkan kepada sahabat.
17.  Jayyid (bagus)
Suatu istilah lain untuk sahih.
18.  Muhaddits
Orang yang menyibukkan diri dengan ilmu hadits secara riwayat dan dirayat (fiqih hadis), serta banyak mengetahui para rawi dan keadaan mereka.
19.  Al-Hafizh
Orang yang kedudukannya lebih tinggi dari muhaddits, yang ia lebih banyak mengetahui rawi di setiap tingkatan sanad.
20.  Majhul
(Rawi yang) tidak dikenal, artinya tidak ada yang menganggapnya cacat sebagaimana tidak ada yang men-ta’dil-nya (lihat istilah ta’dil di poin 23, red.), dan yang meriwayatkan darinya cenderung sedikit. Bila yang meriwayatkan darinya hanya satu orang maka disebut majhul al-‘ain, dan bila lebih dari satu maka disebut majhul al-hal. Hukum haditsnya termasuk hadits yang lemah.
21.  Tsiqah
(Rawi yang) tepercaya, artinya tepercaya kejujuran dan keadilannya serta kuat hafalan dan penjagaannya terhadap hadits.
22.  Jarh
Cacat, dan majruh artinya tercacat.
23.  Ta’dil
Menilai adil.
24.  Muttafaqun ‘alaih
Maksudnya hadis yang disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah dalam kitab Shahih mereka.
25.  Mu’allaq/ta’liq
Hadis yang terputus sanadnya dari bawah, satu rawi atau lebih.
Ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc
والله أعلمُ بالـصـواب
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Majalah Asy Syariah
 http://forumsalafy.net/?p=4192



Posting Komentar