Sholawat yang dituntunkan Nabi Alaihi shlatu wassalam

0 komentar

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Sejak kurang lebih 1400 tahun yang lalu Rasulullah ﷺ telah berpesan kepada kita selaku umatnya; dengan bersabda :


فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ


“Hendaklah kalian berpegang dengan sunahku, sunah para khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru (dalam urusan agama), sebab setiap perkara yang baru adalah bid'ah dan setaip bid'ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud No : 4607, 4609)[1]

Karena shalawat merupakan ibadah, maka segala sesuatunya harus berdasarkan contoh dari Rasulullah ﷺ . Rasulullah ﷺ bersabda :


من أحدث في أمرنا هذا ما ليس فيه فهو رد

“Barang siapa yang berbuat hal yang baru dalam perkara kami ini (islam) maka ia tertolak.” (HR. Bukhari No: 255, Abu Dawud No : 4608)


من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد


“Barang siapa yang beramal yang tidak ada dalam perkara kami (islam), maka ia tertolak.”
(HR. Bukhari No: 2530, Muslim No : 18, Ahmad No : 262141, 26945)

Perlu diketahui bahwa shalawat semacam nariyah, badar dan lainnya itu bukanlah datang dari Rasulullah ﷺ . Shalawat-shalawat tersebut adalah buatan manusia yang sama sekali tidak ditunjang oleh dalil yang shahih. Atas dasar inilah, maka shalawat-shalawat tersebut adalah shalawat bid’ah yang wajib ditinggalkan dan secara otomatis juga segala fadhilah keutamaan yang ditujukan kepada shalawat-shalawat bi'dah tersebut adalah bathil/tidak benar.

[1] Syaikh al-Albani menshahihkan hadits ini. Imam at-Tirmidzi no 2676 juga meriwayatkan dengan lafadz yang berbeda dan dishahihkan oleh Abu Isa.

Contoh diantara lafadz shalawat yang shahih :

  اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma Shallii Wa Sallim ‘Alaa Nabiyyinaa Muhammad.

“Ya Allah, Limpahkanlah Shalawat Dan Salam Kepada Nabi Kami Muhammad”

[HR. At-Thabrani : Shahih Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].


atau sholawat ibrahimiyah yang lebih lengkap,



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ (فِي رِوَايَةٍ: وَ بَارِكْ) عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ


Ya, Allah. Berilah (yakni, tambahkanlah) shalawat (sanjungan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah (tambahan kebaikan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. [HR Bukhari, Muslim, dan lainnya. Lihat Shifat Shalat Nabi, hlm. 165-166, karya Al Albani, Maktabah Al Ma’arif].

والله أعلمُ بالـصـواب


Posting Komentar