بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Segala puji bagi Allah, Maha Penolong
hamba-hamba Nya yang beriman, bertauhid dan berdakwah kepada Allah
Ta’ala diatas ilmu dan bimbingan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam serta para sahabat terbaiknya, termasuk orang-orang yang
meneladani mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba’du:
Di kota Grozny ibukota Chechnya telah berlangsung suatu muktamar dengan mengusung tema
Siapakah Ahlus Sunnah wal Jama’ah – Pernyataan Yang Mendeskripsikan Metodologi Ahlus Sunnah wal Jama’ah Dalam Aspek Aqidah, Fiqh, Tingkah Laku Dan Pengaruh Penyimpangan Berdasarkan Fakta.
Muktamar berakhir pada hari Sabtu, 24
Dzulqo’dah 1437 H bertepatan dengan tanggal 27 Agustus 2016 dengan
mencetuskan suatu pernyataan yang memalukan yang disertai dengan
beberapa pesan.
Sikap terhadap muktamar naas ini kutulis
dalam rangka menerangkan kebenaran kepada manusia dan menelanjangi
realita muktamar ini.
Pertama: Muktamar ini
diselenggarakan di kota Grozny ibukota Chechnya yang menginduk kepada
Federasi Rusia disaat ulama ahlus sunnah wal jama’ah dan para dai
penyeru tauhid dihina oleh peserta muktamar, disaat rudal-rudal milik
Rusia membombardir saudara-saudara kita di bumi Syam. Namun, tak ada
pernyataan yang muncul tentang kebiadaban Rusia dalam muktamar tersebut.
Kedua: Penyelenggara muktamar adalah Presiden Chechnya Ramzan Kadirov
yang dikenal memiliki loyalitas tinggi kepada Presiden Rusia Putin,
bahkan ia merangkai baris tulisan dalam akun facebook miliknya yang
berbunyi “Sejatinya ia merupakan salah satu prajurit Putin, ia dan pasukannya siap mengorbankan hidup mereka demi Putin“. Apakah peserta muktamar menyadari sifat asli orang ini?
Lihat : http://bit.ly/2bQHW8k
Seandainya bukan karena rasa malu dan
takut kepada Allah, pasti akan kusertakan salah satu link video yang
menampilkan dirinya saat asyik menari bersama para wanita yang
berpenampilan menor dalam perayaan ulang tahun Putin.
Ketiga: Ramzan Kadirov adalah
seorang sufi yang mengimani khurafat (mitos), ia menyangka dirinya
menyimpan sehelai rambut milik Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
sampai-sampai ia menggelar perayaan di bandara Grozny untuk menyambut
kedatangan sehelai rambut itu dari Uzbekistan.
Ia juga menyangka dirinya menyimpan
potongan kain sarung peninggalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang panjangnya mencapai 50 cm.
Berikut ini beberapa potongan video di Youtube yang menerangkan rekam jejak Presiden Chechnya dan penasehatnya:
1. Video pertama menampilkan wawancara
televisi melalui jaringan Sky News Arabic: Ia melontarkan tuduhan
tentang penghianatan Wahhabiyyah (baca: Ahlus Sunnah) terhadap ajaran
Islam. Ia juga menuturkan bahwa pejuang Syria bukanlah pejuang
sebenarnya, namun mereka adalah orang-orang yang mencoreng citra Islam.
2. Video kedua menampilkan khurafat yang
diimani oleh orang ini. Ia menyangka dirinya menyimpan cangkir
peninggalan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya memamerkannya
dihadapan publik kemudian menciuminya. Ia juga menyangka dirinya
memiliki sehelai rambut milik Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
lalu menciuminya sambil menangis. Kemudian ia menari bak tarian orang
yang hilang akalnya bersama sekelompok orang-orang sufi.
Ia juga pernah menyambut kedatangan Mufti Rezim Basyar Al-Asad yang bernama Hasoun seraya menuturkan: “Semoga Allah melaknat kaum Wahhabi, ayah dan ibu mereka“.
Ia bahkan mengklaim dengan penuh kedustaan bahwa kaum Wahhabi-lah yang
membunuh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seraya bersumpah akan
membunuh mereka (kaum Wahhabi).
3. Video ketiga menampilkan rekam jejak
Sang Penasehat yang juga merangkap jabatan sebagai Kepala Bagian Urusan
Keagamaan di Chechnya. Dalam salah satu pidatonya ia menyerukan bolehnya
ber-istighatsah kepada selain Allah, (yaitu) ber-istighatsah kepada
orang-orang yang sudah mati dan yang masih hidup, bahkan ia menyerang
siapapun yang menyatakan bahwa ini adalah perbuatan syirik.
Apakah pantas bagi para peserta muktamar
yang notabene dianggap sebagai ulama untuk berterimakasih kepada seorang
penipu yang memerangi tauhid beserta ahlinya, lantas mengakhiri
pernyataan mereka dengan ucapan terimakasih seraya menuturkan: “Para
peserta menyampaikan rasa terimakasih kepada Yang Mulia Presiden Ramzan
Kadirov atas jerih payahnya yang penuh berkah dalam berkhidmat kepada
Al-Quran Al-Karim dan As-Sunnah Al-Muthahharah“.
Semoga Allah membalas mereka dengan hukuman yang pantas.
Keempat: Saat ini umat Islam hidup
dalam keadaan genting. Musuh-musuh Islam mulai menampakkan permusuhan
di tiap lini, bahkan sekte sesat Syiah Rafidhah dan pasukan Nasrani yang
membenci Islam pun bersekongkol bersama mereka dengan tujuan menghabisi
Ahlus Sunnah dengan sebuah busur.
Dunia Islam pun dihebohkan dengan adanya
segelintir orang yang mengklaim diri mereka sebagai ulama, yang
sebenarnya tidaklah mewakili kecuali hanya diri mereka sendiri, lalu
bersatu dibawah naungan penjahat ini (yaitu Ramzan Kadirov).
Mereka tidak berupaya menasehatinya,
tidak pula memperingatinya dari hukuman Allah untuknya, sebagai akibat
dukungannya terhadap majikannya Putin yang telah menghabisi
saudara-saudara kita di Syria (diantara mereka ada kelompok sunni, sufi,
asy’ari dan maturidi), bahkan tidak pula menyerukan persatuan kaum
muslimin, baik salafinya, sufinya dan asy’arinya untuk melawan Rusia,
Nushairiyyah-nya Asad, Shafawiyyah-nya Iran dan kelompok teroris
Hizbullat, tidak…, justru merekalah yang menanamkan perselisihan
diantara kaum muslimin, bahkan dalam kondisi sulit yang sedang dilalui
oleh umat ini.
Kelima: Lahirnya pernyataan muktamar yang berbunyi: “Ahlus
sunnah wal jama’ah mereka adalah Asy’ariyyah dan Maturidiyyah dalam
masalah aqidah, madzhab yang empat dalam masalah fiqh dan tasawwuf murni
dalam masalah ilmu, akhlaq dan tazkiyah“.
Dengan demikian, mereka telah menyelisihi
sunnah dan memecahbelah jama’ah sekaligus mengeluarkan para Imam yang
hidup sebelum lahirnya Asy’ari dan Maturidi dari lingkup ahlus sunnah
wal jama’ah, seperti Malik, Asy-Syafi’i, Ahmad, Al-Bukhari, Muslim dan
lainnya. Mengaitkan para imam dan siapapun yang meniti manhaj mereka
dengan aqidah asy’ari, maturidi ataupun sufi, maka ini sesuatu yang
sangat mustahil.
Keenam: Muktamar ini bertujuan
untuk menyudutkan kelompok ekstrimis (umumnya sebutan ini disematkan
kepada mereka yang bermanhaj salafi) dengan ungkapan-ungkapan yang tidak
pantas, (misalnya): manhaj mereka menyimpang, bahaya, radikal bahkan
mereka (kelompok yang dituduh ekstrimis) telah mencomot identitas ahlus
sunnah wal jama’ah kemudian mengklaim sepihak (identitas itu) untuk diri
mereka sendiri.
Muktamar ini seolah merupakan titik awal
pemulihan identitas ini. Oleh karena itu kita katakan pada mereka:
“Penggugat wajib mendatangkan bukti. Buktikan bahwa manhaj sahabat
–radhiyallahu ‘anhum- dan siapapun yang meneladani mereka adalah asy’ari
atau sufi sehingga gugatan kalian menjadi jelas!”
Inilah teksnya:
“Muktamar ini merupakan titik awal yang penting dan urgen, bertujuan untuk meluruskan penyelewengan yang tajam dan serius terhadap konsep ahlus sunnah wal jama’ah pasca klaim sepihak yang diupayakan kelompok ekstrimis terhadap identitas yang mulia ini sembari menyingkirkan ahlinya.”
Ketujuh: Pesan utama dalam
muktamar ini adalah: “Pendirian saluran televisi pada tingkat Federasi
Rusia guna menampilkan potret Islam yang benar kepada publik sekaligus
memberangus radikalisme dan terorisme”.
Ini adalah pesan politis yang sempurna!
Pembesar sufi dunia dari tiap negeri Islam berkumpul untuk mengamanatkan
pendirian saluran televisi yang disiarkan pada tingkat Federasi Rusia
guna menampilkan potret Islam yang benar kepada seluruh warga Rusia dan
Chechnya!!
Adakah pelecehan yang lebih besar bagi peserta muktamar?!
Kedelapan: Diantara petunjuk bahwa
muktamar ini diadakan secara selektif dan eksklusif adalah adanya pesan
ketiga dalam muktamar yang berbunyi: “Peningkatan kerjasama antar
institusi keilmuan bergengsi seperti Universitas Al-Azhar Asy-Syarif,
Universitas Al-Karaouine, Universitas Zitouna, Universitas Hadhramout,
Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan dan Eksplorasi dengan Institusi Keagamaan
dan Saintifik Lokal Federasi Rusia”, sembari mengesampingkan Pusat Kajian Ilmu lainnya di penjuru negeri Islam.
Kesembilan: Diantara lelucon yang
membuatku menangis adalah adanya pesan kedelapan muktamar yang
merekomendasikan “undang-undang hukum pidana kepada pemerintah atas aksi
tebar kebencian, provokasi, persengketaan internal dan pelanggaran
terhadap tempat-tempat suci”.
Apakah sesuatu yang bisa menebar
kebencian dan provokasi lebih banyak dari predikat radikal, sesat dan
ungkapan provokatif lainnya yang anda tudingkan kepada ahlus sunnah?!
Kesepuluh: Dengan sengaja,
Muktamar Chechnya telah mengabaikan ulama sunni salafi di seluruh dunia.
Andaikata muktamar ini bertujuan untuk menghimpun persatuan, niscaya
para ulama akan bersatu padu dengan berbagai corak pemikiran mereka,
lalu mereka akan mencetuskan konsep persatuan dan mengindahkan perkara
yang masih diperselisihkan. Khususnya saat-saat seperti ini, dimana
Syiah Rafidhah, Yahudi dan Nasrani mulai menampakkan permusuhan kepada
mereka.
Namun, kesibukan mereka lebih besar
terfokus untuk menyingkirkan salafiyyun dari bingkai ahlus sunnah wal
jama’ah daripada mempersatukan barisan kaum muslimin guna melawan musuh
mereka.
Kesebelas: Bila diperhatikan, para peserta yang berpartisipasi dalam muktamar ini terdiri dari tiga golongan:
– Pertama: Golongan yang aqidah
dan corak pemikiran mereka sama dengan penyelenggara muktamar, serta
memendam rasa benci terhadap salafiyyun dan dakwah tauhid.
Tidak ada yang bisa kita perbuat untuk golongan pertama ini, melainkan hanya berdoa agar mereka diberi hidayah oleh Allah.
– Kedua: Golongan yang berprasangka baik kepada penyelenggara, namun akhirnya mereka kecewa.
– Ketiga: Golongan yang ikut
berpartisipasi, namun mereka tidak tahu menahu mengapa mereka hadir dan
untuk siapa mereka hadir. Bisa jadi mereka terkejut dengan ucapan kasar
yang muncul dalam pernyataan di penghujung muktamar.
Merupakan kewajiban bagi dua golongan
terakhir ini untuk berani berlepas diri dari pernyataan yang dimuat
dalam kandungan muktamar. Bila tidak demikian, maka ia akan menjadi aib
dalam sejarah biografi mereka.
Adapun Ahlus Sunnah wal Jama’ah, mereka
adalah orang-orang yang meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan sahabat beliau. Muktamar dan konspirasi semacam ini tidak
akan merugikan dan membahayakan mereka.
Justru ia merupakan pertanda kuat dan
pesatnya penyebaran manhaj ini, yang dapat memicu rasa gelisah bagi
suatu kaum, sehingga mereka pun berhimpun dari setiap tempat untuk
mencetuskan hasil yang memalukan ini.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas urusannya, namun kebanyakan manusia tiada mengetahui.
Penerjemah: Haris Hermawan.
والله أعلمُ بالـصـواب
Posting Komentar