1.
Dalam Hal Pendidikan
Kerajaan Saudi Arabia memisahkan antara
sekolah laki-laki dan wanita sejak tingkat (SD). Yang demikian supaya anak-anak
terbiasa dengan adab Islam dalam bergaul dengan lawan jenis. Siswi, sejak SD
tidak dibolehkan memakai rok pendek. Siswi, dari kelas 1 sampai 3 SD masih
diberi kelonggaran oleh sekolah dan keluarga untuk tidak memakai kerudung.
Tetapi kalau sudah sampai kelas 4 dan kelihatan sudah besar dan bisa
menimbulkan godaan maka sudah dibiasakan memakai kerudung ketika ke sekolah,
meski pada asalnya tidak wajib sampai dia baligh. Berbeda jika Siswi sudah
memasuki bangku setingkat SMP, ia sudah diwajibkan memakai cadar ketika
sekolah. Siswi diajar guru wanita, sedangkan siswa diajar oleh guru laki-laki.
Murid-murid dari TK dan SD sudah dibiasakan membaca dzikir pagi yang
disyari’atkan ketika awal belajar.
Kurikulum
sekolah di Saudi Arabia juga penuh dengan nuansa Islami. Hafalan al-Qur’an
merupakan muatan tetap dari sejak TK sampai kuliah. Anak yang lulus SD minimal
telah menghafal 2 juz dari belakang (juz 29 dan juz 30).
Pelajaran agama
dipisahkan dari hafalan al-Qur’an. Anak-anak sejak TK sudah diajarkan tiga
landasan utama, yaitu: mengenal Allah, mengenal Nabi Shallallahu alaihi
wasallam, mengenal agama, tiga pertanyaan yang kelak kita ditanya tentangnya.
Pelajaran
lainnya, seperti IPA, IPS, Matematika dan lain-lain tidak jarang materinya
dikaitkan dengan agama. Misalnya, bagaimana mengenal Allah dengan melihat
kekuasaannya di alam semesta, yang menunjukkan bahwa ilmu-ilmu tersebut tidak
bertentangan dengan agama. Di saudi terdapat sekolah SD yang memiliki prioritas
al-Qur’an lebih daripada SD lainnya. Menerapkan jam hafalan lebih banyak. Dan
SD seperti ini menjadi rebutan banyak orang. Setiap tahunnya, murid-murid SD
ini mendapat beasiswa dari kerajaan.
2.
Kesehatan
Di Saudi Arabia
antara pasien laki-laki dan wanita dipisahkan. Demikian juga dokter laki-laki untuk
laki-laki dan dokter wanita untuk wanita kecuali dalam beberapa keadaan
darurat, atau keterbatasan tenaga medis. Sering ditemui saat menunggu pasien,
para dokter di kamar-kamar praktek mereka membaca al-Qur’an. Komputer mereka
terisi dengan murattal. Semuanya itu untuk memanfaatkan waktu supaya tidak
terbuang sia-sia.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِیْھِمَا كَثِیْرٌ مِنَ
النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dan nikmat yang
manusia banyak terlena di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.
[HR.
Al-Bukhari].
Ada di antara
dokter-dokter itu yang hafal al-Qur’an bahkan memiliki sanad al-Qur’an dan
mengajarkannya kepada orang lain. Pagi bekerja sebagai dokter dan sore hari
mengajar al-Qur’an di masjid. Tidak jarang mereka menasehati pasien untuk
bertawakkal kepada Allah Azza w a Jalla dan tidak bertawakkal kepada dokter
atau obat. Mereka memahami bahwa dokter dan obat hanya sebab dan Allah Azza wa
Jalla yang memberikan kesembuhan. Apabila kedatangan pasien anak kecil,
terkadang anak-anak itu ditanya tentang hafalan al-Qur’annya sudah sampai mana.
Para dokter
wanita memakai cadar adalah sesuatu yang biasa. Demikian pula dokter berjenggot
tebal. Ketika shalat mereka menunaikan shalat berjama’ah kecuali dalam keadaan
darurat yang mengharuskan keberadaannya bersama pasien.
3.
Sosial
Orang-orang kaya
di Saudi Arabia menyadari jika di dalam harta mereka terdapat hak orang lain.
Banyak yayasan sosial yang berdiri untuk menjadi jembatan antara orang kaya
dengan orang miskin dan yang membutuhkan, seperti pembagian zakat harta,
sembako, alat-alat dan perkakas rumah tangga.
Orang-orang miskin dan membutuhkan yang
mendaftar dan terpenuhi syarat-syaratnya akan mendapatkan kesempatan menerima
bantuan. Banyak diantara orang-orang kaya tersebut yang mewaqafkan bangunan
untuk tempat tinggal, mewaqafkan masjid, dan lain-lain. Mereka berlomba
menginfakkan hartanya di jalan Allah.
Allah Azza w a Jalla berfirman:
"Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir ada seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
[al-Baqarah 2:261].
Ketika Ramadhan (bulan puasa) tiba semakin
terlihat kedermawanan mereka. Mulia dari berbuka puasa, membebaskan orang yang
dipenjara karena terlilit hutang, membagikan pakaian untuk lebaran, shadaqah,
dan lain-lain. Oleh karena itu, orang-orang miskin di Saudi tidak iri dengan
orang-orang kaya. Dan orang kaya pun tidak menghina si miskin. Masing-masing
melaksanakan kewajibannya.
Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma berkata:
كَانَ رَسُوْلُ للهِ صلى لله علیه وسلم أَجْوَدَ
النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُوْنُ فِي رَمَضَانَ حِیْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ
Dahulu Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah
orang yang paling dermawan, dan beliau sangat dermawan ketika Ramadhan saat
ditemui Jibril.
[Muttafaqun
‘alaih].
4.
Keamanan
Hal yang sangat
dirasakan di Negara Saudi Arabia ini adalah nikmat keamanan. Seseorang tidak
takut melakukan perjalanan jauh sekeluarga pada malam hari kecuali kepada Allah
Azza wa Jalla. Terminal-terminalnya jangan dibayangkan seperti di negara yang
lain, yang sering terjadi tindak kriminal. Mobil-mobil pribadi di Saudi tidak
perlu disimpan rapat-rapat di garasi. Pada malam hari barang-barang dagangan
milik pedagang kaki lima di sekitar Masjid Nabawi dibiarkan tergeletak saja di
luar dengan ditutup kain sampai pagi tanpa ada yang mengambilnya. Karena
Masyarakat di Saudi ditanamkan rasa takut terhadap hari pembalasan, yang
sedikit banyak mempengaruhi perilaku mereka sehari-hari.
5.
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Sepengetahuan penulis,
Negara Saudi Arabia adalah satu-satunya negara yang memiliki polisi agama resmi
yang tergabung dalam Haiah Amar Ma’ruf
Nahi Mungkar. Kedudukan mereka sejajar dengan polisi lain, dan berada di
bawah Kementrian Dalam Negeri.
Haiah Amar
Ma’ruf Nahi Mungkar ini jangan disamakan dengan ormas yang ada di negara kita
(Indonesia), karena Haiah di Saudi Arabia adalah bagian dari aparat negara.
Mereka berstatus pegawai negeri, dan diberi kewenangan yang terbatas. Mereka
tidak berseragam seperti angkatan lain, tetapi mereka lebih disegani daripada
polisi keamanan.
Tugas polisi
agama ini memberantas kemungkaran, baik dalam bidang aqidah, seperti
pemberantasan tukang sihir, dukun dan lain-lain, maupun dalam bidang akhlak,
seperti pemberantasan pacaran, minuman keras dan sebagainya. Disamping itu juga
menerbitkan penegakan syiar-syiar Islam, seperti shalat berjamaah. Mereka
melakukan patroli menjelang shalat untuk mengajak manusia mendirikan shalat
berjamaah dan menghentikan kegiatan lain, seperti berdagang di toko-toko,
pasar-pasar, pom bensin ataupun tempat lainnya. Begitu pula tempat tempat atau
acara-acara yang diperkirakan digunakan untuk bermaksiat akan dikirim pasukan
dari pihak Haiah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, dan bagi warga yang melanggarnya
akan dikenakan denda. Inilah yang membuat kokoh negara minyak ini.
Allah Subhanahu
w a Ta'ala berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَیْرِ
وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْھَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَٰئِكَ ھُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada
diantara kalian yang mengajak kepada kebaikan dan memerintah kepada perbuatan
baik, dan melarang dari kemungkaran, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
[Ali Imran
3:104].
6.
Penegakkan Hukum dan HAM
Di Saudi Arabia, orang yang membunuh setelah
melalui proses peradilan yang syar’i, akan mendapatkan qishash (pembalasan)
bunuh –tentunya- dengan cara yang disyari’atkan. Yaitu dipenggal lehernya
dengan pedang di hadapan orang banyak. Biasanya, sebelum dihukum mati, orang
yang mendapat qishash ini dinasihati untuk bertaubat dan diingatkan tentang
keutamaan akhirat di atas dunia. Adapun pelajaran bagi yang lain supaya tidak
mudah menumpahkan darah manusia.
Allah Azza w a Jalla berfirman:
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَیَاةٌ يَا أُولِي الَْألْبَابِ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dan dalam
qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagi kalian, wahai orang-orang
yang berakal, supaya kamu bertakwa. [al-Baqarah 2:179].
7.
Dakwah sunnah nabi
·
Kebiasaan jabat tangan dan Tebar salam
Diantara kebiasaan baik orang-orang Saudi Arabia adalah bila bertemu
mereka akan saling mendoakan antara yang satu dengan lainnya. Seperti mendoakan
agar senantiasa diberi keselamatan, keberkahan, rahmat dari Allah, dan lainnya.
Kebiasaan saling mendoakan ini tentu membawa pengaruh terhadap keharmonisan
hubungan diantara masyarakat.
·
Tentara dan Polisi Berjenggot
Di
Kerajaan Saudi Arabia, kita akan terbiasa mendapatkan tentara dan polisi itu
berjenggot, karena membiarkan jenggot bagi laki-laki merupakan kewajiban, dan
ini umum baik yang polisi ataupun lainnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi w a
sallam bersabda:
أَحْفُوْا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوْا
اللِّحَى
Potonglah kumis dan
biarkanlah jenggot. [HR. al-Bukhari, dari Abdullah bin Umar].
·
Sunnah non isbal
Demikian
pula banyak diantara mereka yang memakai celana di atas mata kaki untuk
mengamalkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam:
مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَیْنِ
مِنَ الإِزَارِ فَفِي النّارِ
Apa yang ada di bawah kedua
mata kaki dari kain ada di neraka.
[HR. al-Bukhari].
·
Sholat Berjamaah
Banyak polisi-polisi yang berhenti mampir ke masjid-masjid untuk
menunaikan shalat berjamaah. Ini semua tidak mengganggu tugas mereka. Beberapa
waktu bahkan diadakan perlombaan hafalan al-Qur’an untuk kalangan polisi dan
tentara. Begitu adzan berkumandang kantor-kantor, toko-toko dan pusat
perbelanjaan segera tutup. Mobil patroli Badan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar mulai
bergerak memasuki jalan dan gang di perkampungan. Dengan pengeras suara di
tangan, mereka mengajak orang ke Masjid, mengingatkan mereka yang masih sibuk
dengan pekerjaan mereka, da menindak toko atau kantor yang belum tutup. Surat
ijin usaha mereka bisa dicabut karena kesalahan itu. Kami tidak tahu, apakah
ada pemandangan seperti ini di negeri lain ? Para Ulama Saudi memang pada
umumnya memfatwakan wajibnya shalat jamaah.
.
·
Shalat Istisqa’
Ketika lama tidak hujan, biasanya ada perintah langsung dari
pemerintah kepada masjid-masjid di seluruh penjuru negeri untuk mendirikan
shalat Istisqa’, yaitu shalat minta hujan untuk meneladani Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam.
8.
Kegiatan Ekonomi
Apabila kita
memasuki supermarket di Saudi Arabia maka kita tidak akan mendengarkan
lagu-lagu di putar keras-keras. Kebanyakan tidak ada suara, atau terkadang yang
diputar adalah murattal al-Qur’an. Lima belas atau tiga puluh menit sebelum
waktu shalat tiba, para pembeli sudah diminta keluar meninggalkan supermarket
untuk mengerjakan shalat.
Allah Azza w a Jalla berfirman:
فَأَقِیمُوا الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ
عَلَى الْمُؤْمِنِینَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Maka
tegakkanlah shalat, sesungguhnya shalat adalah kewajiban yang sudah ditentukan
waktunya. [an Nisa’ 4:103].
9.
Dakwah
Perhatian
pemerintah Saudi terhadap al-Qur’an sangatlah besar. Mulai dari percetakan
khusus al-Qur’an yang di dalamnya bergabung para Ulama dan Syaikh-Syaikh yang
ahli dalam bidang al-Qur’an, penulisannya, cara membacanya, tafsirnya, dan
lain-lain.
Tahfizh
al-Qur’an juga semarak. Hampir setiap kampung terdapat masjid yang mengadakan
halaqah tahfizh al-Qur’an, biasanya untuk anak laki-laki. Untuk laki-laki
dewasa juga ada meski tidak sebanyak halaqah tahfizh anak-anak. Sedangkan untuk
tahfizh wanita, baik anak-anak maupun dewasa diadakan di sekolah khusus tertutup
bukan di masjid, kecuali di masjid besar seperti Masjid Nabawi, karena memang
tempatnya memungkinkan.
Tahfizh
al-Qur’an ini biasanya dilaksanakan setelah Ashar, karena waktu pagi untuk
belajar di sekolah. Dan yang tidak sekolah pada pagi hari banyak diantara
mereka yang memilih tahfizh pagi hari.
Di Saudi juga
ada lembaga yang kegiatannya terfokus pada tahfizh bagi orang lanjut usia.
Banyak diantara orang tua yang hafal al-Qur’an padahal umurnya sudah lebih dari
50 tahun.
10. Negeri Paling Aman
Tidak berlebihan jika kami mengatakan bahwa
Arab Saudi adalah salah satu negeri paling aman di dunia saat ini. Dahulu jalur
haji merupakan jalur maut karena hadangan para perampok. Saat itu perjalanan
haji adalah perjalanan yang menakutkan, sehingga saat berpamitan kepada handai
tolan, mereka dilepas dengan kekhawatiran tidak akan bertemu lagi. Kondisi itu
berubah setelah Raja Abdul Aziz –pendiri dinasti Saudi ketiga- menjadi penguasa
Jazirah Arab. Beliau menugaskan setiap kabilah untuk menjaga keamanan wilayah masing-masing.
Jika sampai ada jamaah haji yang dirampok atau dibunuh di suatu wilayah itu.
Sejak saat itu, jamaah haji bisa tenang dalam menjalani perjalanan ibadah
mereka.
Pada masa
sekarang, hampir-hampir tidak ada keluarga di Saudi yang tidak memiliki mobil,
termasuk golongan miskin sekalipun. Bahkan hampir setiap pria dewasa memiliki
mobil sendiri. Namun sebagian besar rumah tidak memiliki garasi. Mobil-mobil
itu hanya mereka parkir di pinggir jalan. Begitu sepanjang waktu tanpa ada
kekhawatiran hilang. Berarti tidak ada pencurian di sana ? Ada, tapi jarang,
padahal kesempatan untuk berbuat jahat begitu besar.
Seorang kawan pernah memasuki terminal bus
kota Jeddah –kota terbesar kedua menjelang Shubuh dengan membawa tujuh koli
bagasi sendirian. Namun ternyata dia tidak menemui gangguan apapun. Saat waktu
shalat Shubuh tiba, dia pergi ke mushalla terminal dan meninggalkan barang
sebanyak itu begitu saja di pinggir jalan dan barang itu tidak hilang.
Bayangkan jika hal serupa terjadi di Jakarta atau Surabaya!
Bahkan saat
banyak negara Timur Tengah yang lain dilanda gejolak dalam beberapa tahun
belakangan, kemanan Arab Saudi tetap stabil, dan semoga terus demikian. Negeri
ini seolah-olah merupakan negeri yang berbeda dengan lainnya. Saat
pemberontakan di negara-negara tetangga di kobarkan dari mimbar-mimbar masjid,
para khatib Arab Saudi serentak membela dan mendoakan kebaikan bagi Raja
Abdullah dalam setiap mimbar Jumat. Paparan ini mengingatkan kita akan janji
Allah Ta’ala untuk para penegak tauhid, seperti dalam ayat-ayat berikut:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap mengibadahi-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”.
[an-Nur 24:55].
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَھُمْ
بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَھُمُ الَْأمْنُ وَھُمْ مُھْتَدُونَ
Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang orang
yang mendapat petunjuk.
[al-An’am 6:82].
PENUTUP
Itulah sebagian
dari apa yang kita lihat di negara Saudi Arabia. Kita tidak pungkiri bahwa
kekurangan masih ada di sana-sini. Namun tidak diragukan juga bahwa dakwah
tauhid yang dirintis syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah membuahkan hasil
yang manis. Mereka yang ingin menegakkan syariat Islam hendaknya mengambil
teladan dari perjalanan dakwah beliau. Kesempurnaan hanya milik Allah Ta’ala.
Kewajiban kita sebagai hamba adalah mengadakan perbaikan semampu kita. Semoga
Allah Ta’ala mengampuni dosa kita semua.
[Disalin dari
majalah As-Sunnah Edisi 7 Tahun XVII 1434 H-2013. Diterbitkan Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Jl. Solo –Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183
Judul Asli :
PRAKTEK KEAGAMAAN DI SAUDI ARABIA DAN FAKTA YANG DIRASAKAN MASYARAKAT DI SANA
Oleh : Ustadz
Abdullah Roy M.A
Artikel :
almanhaj.or.id
semoga allah menjaga negeri hijaz dan arab saudi umumnya dgn dibimbing dan dipimpin oleh ahli2 tauhid spt skarang..amin ya robb..
BalasHapus