بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
mta |
PERBEDAAN PEMAHAMAN MEKANISME MASUK SURGA DAN NERAKA
Diskusi 1
ABDURRAHMAN SUPARNO MENYATAKAN :
Ahlussunnah yang satu berdasarkan hadist-hadits berpendapat:
* Orang beriman tapi berdosa besar dihukum dulu di neraka untuk membersihkan dosanya, lalu dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke surga.
Ahlussunnah kedua berdasarkan ayat-ayat Allah berpendapat:
*Orang beriman yang berdosa besar dan atau dosa kecil:
1. Ditimbang amalnya berdasarkan catatan amal dengan timbangan yang tepat (QS 21:47)
2. Kalau timbangan kebaikanny berat (lebih berat timbangan kebaikan dari timbangan kejelekannya) maka dia beruntung alias masuk surga:
“Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.” (QS 23: 102)
3. Kalau Timbangan kebaikannya ringan alias lebih berat keburukannya maka dia MERUGIKAN DIRI SENDIRI DAN MASUK NERAKA KEKAL DI DALAMNYA:
“Dan barangsiapa yang RINGAN timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka KEKAL di dalam neraka Jahanam.”(QS 23: 103)
ARTINYA:
Manusia berdasar catatan amalnya setelah melalui proses PELIPAT GANDAAN PAHALA, PROSES PENGHAPUSAN DOSA (karena TAUBAT) & PROSES PENGHAPUSAN PAHALA (karena SYIRIK) lalu amal (pahala dan dosa) mereka ditimbang DITIMBANG dengan dua kemungkinan, yakni:
1. Berat timbangan kebaikannya, maka dia termasuk orang yang BERTAKWA sehingga berhak masuk sorga
2. Berat timbangan keburukan, maka dia termasuk orang kafir/munafik, sehingga layak masuk neraka.
DENGAN MEKANISME INI AHLI SORGA TIDAK PERLU MASUK NERAKA DULU, MESKIPUN DULU KETIKA HIDUP PERNAH BERBUAT DOSA.MEREKA TIDAK PERLU MASUK NERAKA DULU KARENA TIDAK SESUAI DENGAN (QS 2: 80-81) DAN TIDAK SESUAI DENGAN QS 21: 101-102; 39: 61 DLL. MEREKA YANG MASUK NERAKA KEKAL DAN YANG MASUK SURGA JUGA KEKAL, SESUAI DENGAN PULUHAN AYAT DI DALAM AL QUR’AN.
Resikonya hadist-hadits terkait dengan jahannamiyyuun pemahamannya disesuaikan dengan ayat Allah karena tidak mungkin Rasulullah saw menyelisihi firman-Nya. Cara memberikan penjelasan seperti yang sudah diuraikan dalam status/comment sebelumnya.
SANGGAHAN (JAWABAN Abu Mundzir Al-Ghifary)
Hmm…ILMU OTAK ATIK GATUK, menafsirkan alqur’an dengan cara di atas hebat tapi menurut karepe akal saja.
Tidak merujuk pada perkataan Rosululloh dalam menjelaskan permasalahan ini, tapi malah membuang hadits.
Gini saja pak, jika alqur’an kita fahami sendiri-sendiri dengan akal kita masing-masing, maka timbulah ilmu otak atik gatuk tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
Agama ini pemahamanya telah sempurna sejak zaman nabi s.d yaumulakhir. Maka adakah pemahaman anda ini didukung oleh hadits?
Atau perkataan sahabat??,
Jika tidak ada maka ketahuilah bahwa yang ada di depan anda skarang ini adalah ALQUR’AN DAN AKAL ANDA SENDIRI.
Dulu wahyu turun kemudian dijelaskan pemahamanya oleh rosul kpada para sahabat, maka dgn cara diatas jelas kita meninggalkan pemahaman rosul dan para sahabat. Atau pada garisbesarnya TIDAK PERCAYA PADA HADITS.
Hadits tidak ada yang bertentangan dengan alqur’an tapi AKAL manusialah yang menyimpang sehingga dengan tanpa ilmu yang cukup mencoba mentakwil alqur’an maka menjadi tidak karu-karuan.
Ayat-ayat yang bapak cantumkan di atas adalah untuk orang-orang kafir dan musyrik. Bisa dicek asbabunnuzul dan juga ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Maka akan gamblang untuk siapa ayat-ayat itu.
TAPI jika hanya akal saja maka ketahuilah akal saya dan anda berbeda, dan akal anda dengan tetangga anda juga berbeda.
Maka dari itu kembalikan kepada penjelasan dari Rosululloh dan para sahabatnya. Ketemulah jawabannya dan perinciannya.
Kayak sholat itu lho pak, bukankah rosululloh yang merinci permasalahan sholat sampai sedetail-detailnya. Juga ibadah-ibadah yang lain.
Semoga Allah membimbing kita dari pemikiran pemikiran yg menyimpang. Barokallohufiykum.
DISKUSI 2
ABDURRAHMAN SUPARNO MENYATAKAN :
Abu M: Ahlussunah adalah orang-orang yang menerima sunnah Rasulullah saw sebagai cara hidupnya, insya Allah kalau hidup sesuai sunnah maka panjenengan termasuk ahlussunnah…tapi kamipun juga ahlussunnah…meskipun ada perbedaan dalam pemahaman….ABU BAKAR DAN UMAR ITU SERING BERBEDA PENDAPAT…tapi mereka tetap satu hatinya…tanpa merasa dirinya lebih baik dari yang lain….nah siapa yang terbaik di antara manusia itu…tunggu saja kelak di akhirat….yang jadi hakim kan ALLAH
(JAWABAN Abu Mundzir Al-Ghifary)
PAK SUPARNO, perbedaan pendapat itu ada yg boleh ada yg haram.
Perbedaan pendapat di kalangan sahabat itu BUKAN masalah aqidah.
Mereka berbeda pada masalah fiqih. Sehingga para ulama’ telah merinci fiqih ikhtilaf agar umat mudah memahaminya. Sehingga tidak dijadikan dalil bagi ahlulbid’ah untuk melegalkan pemahaman bid’ahnya dalam agama ini.
Jika diingatkan merekapun berkata:”sahabat aja berbeda kok mas”.
Lho…lho..lho..berbeda itu masalah apa mbok ya dirinci dulu, jadi biar jelas itu perbedaan yg boleh apa yg haram.
Misal:
Umar pakai baju putih, abu bakar pakai baju hijau, nah ini perbedaan yang boleh boleh saja.
Kalo masalah ibadah misal ada yg mau sujud turun tangan dulu ada yang kaki dulu dan semua itu didasari hadits yang sama sama shohih, maka ini juga dibolehkan.
Kalau yang satu tahlilan 1,7,40,100 yg satunya tidak mau tahlilan karena tahu bahwa itu bid’ah, maka perbedaan pemahaman pada perkara tahlilan ini tidak dibolehkan, mereka WAJIB memahami bahwa tahlilan HARAM hukumnya, kenapa??
Karena dalil dari Rosululloh telah tegas dan juga telah dijelaskan oleh para sahabat tentang hukum BID’AH.
Atau antara tauhid dan syirik, maka ini tdk boleh berbeda pemahamannya.
Mudah-mudahan sedikit cerita ini bermanfaat.
Ucapan DR. Abdurrahman Suparno yang mengatakan bahwa :
Hadits jika bertentangan dengan Al-Qur’an maka haditsnya disesuaikan dengan ayat Al-Qur’an.
Dan hadits yg dianggap bertentangan dengan Al-qur’an maka sebagaimana hadits syadz, maka hadits itu walaupun shohih/mutawatir akhirnya UJUNG UJUNGNYA adalah “DIBUANG”
Akal dan pemahaman yang menyimpang ini telah dibantah oleh Allah Azza wa Jalla dan RasulNya.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Kami turunkan Adz Dzikr (peringatan, Al Qur’an) kepadamu, agar KAMU (MUHAMMAD) menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan”. (An Nahl : 44).
Nah jika ada hadits yang shohih / mutawatir saja dibuang lantas siapa yg menjelaskan Al-Qur’an?? Maka akalnyalah yang brbicara.
Dahulu para sahabat yang asli berbahasa arab dan kualitas bahasa arabnya jauh di atas “si FULAN tersebut” saja masih membutuhkan penjelasan dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bagaimana dengan kita???
Maka “fa’alaykum BISSUNNATIY wa sunnatilkhulafairrasyidiinalmahdiyiin”
Itulah jawaban dan solusinya. BUKAN justru mengikuti akal untuk membuangnya. Allahulmusta’an.
sumber : http://abumundziralghifary.blogspot.com/2014/09/penyimpangan-mta.html
Sumber: https://aslibumiayu.net
والله أعلمُ بالـصـواب
Posting Komentar