بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Sifat yang sangat tercela akan tetapi banyak menjangkiti kaum hawa, bahkan menjangkiti kebanyakan manusia, hingga menjangkiti sekalipun para penuntut ilmu, kecuali para penuntut ilmu yang dipenuhi sifat kejujuran. Sifat yang Allah Ta’aala telah peringatkan darinya. Sifat yang Allah perintahkan untuk dibersihkan dari setiap individu. Sifat apa itu? Yaitu hasad. Karena hasad adalah termasuk dari sejelek-jelek sifat. Termasuk sifat besar syaithon dan bala tentaranya. Adalah sifat orang-orang yang telah mendapatkan kemurkaan Allah yaitu orang-orang Yahudi, firman Allah Ta’aala :
وَدَّ
كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ
إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا
تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ
اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Sebahagian besar ahli Kitab
menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran
setelah kamu beriman, Karena dengki yang (timbul) dari diri mereka
sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Al.Baqoroh :109).
Meraka (yahudi) dengki terhadap
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam atas apa yang telah diberikan
Allah kepada beliau dari kenabian dan kedudukan yang besar, sehingga
menjadikan sebab kekufuran orang-orany Yahudi terhadap apa yang dibawa
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Dalam keadaan mereka mengetahui
tentang kejujuran dan kebenaran apa yang dibawa Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam dan dalam keadaan mereka meyakini bahwa
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah seorang Nabi, hingga
terus menerus ada pada orang-orang Yahudi yang senantiasa mendengki
kepada umat ini karena umat ini telah Allah berikan kenikmatan berupa
keimanan yang benar dan hidayah.
Hasad adalah seseorang tidak suka adanya
satu kenikmatan itu sampai kepada yang selain darinya, dan berangan
agar nikmat tersebut hilang dari orang lain. Hasad banyak terjadi
terkait urusan dunia, dari harta, kedudukan, keadaan seseorang dan
selain dari pada itu. Bahkan yang lebih berbahaya adalah terdapat pada
kalangan para pencari ilmu, kecuali yang dirahmati Allah Ta’aala.
Dengan adanya hasad, seseorang berarti
tidak menerima ketentuan Allah Ta’aala, karena ia memandang bahwa orang
lain seakan tidak berhak mendapatkan dari apa yang telah diberikan oleh
Allah kepadaya dari berbagai keutamaan, dan ia juga berpandangan bahwa
ia lebih berhak untuk mendapatkan dari apa yang telah didapatkan oleh
saudaranya tersebut.
Dengan hasad seseorang terjatuh dalam
pengingkaran terhadap hikmah Allah pada pengaturanNya terhadap
makhlukNya, karena Allah Ta’aala itu memberi atau mencegah adalah dengan
hikmah yang besar.
Dengan hasad menjadikan kebencian sesama
manusia, karena seorang yang hasad itu pasti tumbuh pada dirinya
kebencian kepada yang lain.
Rasul kita bersabda :
Janganlah kalian saling iri,
janganlah kalian saling memata-matai saudaranya, janganlah kalian saling
membenci dan janganlah kalian saling membelakangi, dan janganlah
sebagian kalian membeli barang yang telah dibeli oleh sebagiannya, dan
jadilah kalian hamba-hamba Allah yang menjaga tali persaudaraan. (HR
Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah –radziallahu’anhu).
Terjadi pembunuhan di antaranya adalah kerusakan yang diakibatkan karena hasad, firman Allah Ta’aala :
وَاتْلُ
عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا
فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ
لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua
putera Adam menurut yang Sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua dan tidak
diterima dari yang lain. Berkata salah satu keduanya kepada yang lain:
“Aku pasti membunuhmu!”. Yang selainnya Berkata: “Sesungguhnya Allah
Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.(Al-Maidah : 27)
Hasad telah mengakibatkan seseorang
menolak kebenaran ketika kebenaran itu datang dari orang yang telah ia
dengki kepadanya. Dengan hasad pula telah menjadikan sebab seseorang
terus menerus di atas kebatilan, sebagaimana sifat yang ada pada Iblis
yang Allah telah melaknatnya.
Dengan Hasad memunculkan sifat jelek
yang lain yaitu ghibah, namimah, dan selainnya. Terlebih kalangan orang
jahil, ketika ia mengungkapkan kepada yang selainnya tentang kedengkian
kepada saudaranya, maka pada akhirnya ia terjatuh dalam dua perkara yang
sangat tercela tersebut yaitu ghibah dan namimah.
Adanya hasad menjadikan seseorang
senantiasa di atas kegamangan, kegalauan dan kesedihan, karena di saat
keutamaan Allah diberikan kepada saudara yang lain sedangkan ia tidak
menginginkan hal tersebut terjadi dalam keadaan ia juga tidak mampu
untuk mencegah dan menghalanginya. Dan selain dari pada itu sangat
banyak untuk disebutkan tentang kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
oleh sifat hasad atau kedengkian.
Sehingga apabila seseorang mendapati
sifat tercela tersebut menjangkiti pada dirinya, berupayalah dengan
kesungguhan untuk segera mengilangkannya, diantaranya adalah dengan
senantiasa mengingat kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh sifat
tercela tersebut, apakah kerusakan kaitannya dengan urusan dunianya,
terlebih besar yaitu kerusakan yang menyangkut urusan agamanya. Dan
hendaklah ia senantiasa ingat bahwa segala urusan itu di Tangan Allah
Ta’aala Yang Maha luas RahmatNya dan Allah Ta’aala adalah Yang Maha
memiliki seluruh keutamaan yang besar. Dan hendaklah setiap individu
untuk senantiasa memohon kepada Allah Ta’aala semata atas segala
keutamaan. Firman Allah Ta’aala :
وَلَا
تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ
لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا
اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa
yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari
sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari
pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian
dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
(An-Nisaa : 32).
Setelah kita mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan
oleh penyakit hasad, maka selanjutnya kita akan membahas apa yang dapat
kita lakukan ketika penyakit hasad ini timbul di dalam hati.
1. Mendiamkan dan menyembunyikannya
Apabila penyakit itu mulai timbul di dalam diri kita,
hendaklah kita menyembunyikan dan mendiamkan penyakit tersebut di dalam
hati kita. Janganlah sekali-kali kita menampakkannya di hadapan orang
lain, karena hal tersebut akan menyulut api kehancuran yang dapat
mendera di tubuh kaum muslimin.
2. Berdo’alah kepada Allah agar menghilangkan hasad dari dalam hati kita
Sebagaimana do’a yang telah diajarkan Allah di dalam Al Qur’an (yang artinya),
“Ya
Rabb Kami, ampunilah kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman
lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam
hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, Sesungguhnya
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hasyr : 10)
Allah telah menuntun kita untuk berdo’a kepadaNya
dalam ayat di atas untuk menghilangkan hasad yang ada di dalam diri
kita. Karena bisa saja di saat kita lengah, setan memanfaatkannya untuk
menghancurkan diri kita.
3. Berusaha ridho dengan takdir Allah
Allah telah mengajarkan kita untuk ridho dengan semua yang telah Ia tetapkan dengan firman-Nya (yang artinya), “Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al Furqan : 2)
Maka marilah wahai saudaraku seiman, kita tanamkan
rasa qana’ah di dalam diri kita, sehingga kita tidak merasa dengki atau
hasad atas apa yang di miliki oleh orang lain.
4. Jadikan surga dan ridha Allah sebagai cita-cita tertinggi kita
Hal ini dimaksudkan agar kita tidak memiliki hasad
dan dengki kepada nikmat yang dimiliki orang lain. Maka apakah lagi yang
kita harapkan seandainya kita mengetahui kenikmatan-kenikmatan yang ada
di surga? Tentu kita tidak akan lagi menginginkan kenikmatan yang
dimiliki oleh orang lain di dunia ini. Namun sedikit dari kita
mengetahui hal tersebut, sehingga kita lebih menginginkan apa yang ada
di dunia ini dan tidak menginginkan apa yang ada di surga. Allah
berfirman (yang artinya),
“Dan janganlah engkau tujukan kedua matamu kepada
apa yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka,
sebagai bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan kesenangan
itu. Dan karunia Tuhan-mu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thaha : 131)
Ayat ini telah memberikan bukti kepada kita, jikalau
seandainya kita mengetahui apa yang telah Allah sediakan di dalam surga,
niscaya kita tidak mungkin ingin harta benda yang ada di dunia ini.
Maka marilah kita jauhkan sifat hasad di dalam diri kita, qona’ah-lah terhadap apa yang telah kita miliki, dan jadikanlah kenikmatan surga sebagai tujuan kita hidup di dunia.
والله أعلمُ بالـصـواب
Posting Komentar