بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Permasalahan
Syiah, sungguh tak bisa dipisahkan dari agama. Bahkan, sangat
bersentuhan dengan akidah yang merupakan fondasi agama. Maka dari itu,
cara menilainya pun harus dengan timbangan agama. Hal-hal lain terkait
dengan hukum, keamanan, dan ketertiban masyarakat harus disesuaikan
dengannya. Lantas, bagaimanakah penilaian agama tentang Syiah?
Penilaian
agama tentang Syiah sebenarnya sudah final. Para ulama yang mulia, sejak
dahulu sudah melakukan kajian yang panjang dan cermat tentang Syiah.
Hasilnya, Syiah adalah kelompok sesat yang telah menyimpang dari
kebenaran. Mereka berambisi untuk menghancurkan Islam dengan cara
menghujat al-Qur’an, menjatuhkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan mengafirkan para sahabat beliau yang mulia. Mereka beragama dengan perkataan dusta dan persaksian palsu (taqiyah). Simaklah keterangan para ulama berikut ini.
1. Al-Imam Amir asy-Sya’bi rahimahullah berkata, “Aku tidak pernah melihat kaum yang lebih dungu dari Syiah.” (as-Sunnah karya Abdullah bin al-Imam Ahmad 2/549)
2. Al-Imam Sufyan ats-Tsauri rahimahullah ketika ditanya tentang seseorang yang mencela Abu Bakr dan Umar (yakni Syiah, pen.) berkata, “Ia telah kafir kepada Allah Subhanahu wata’ala.” Kemudian ditanya, “Apakah kita menshalatinya (bila meninggal dunia)?” Beliau berkata, “Tidak, tiada kehormatan (baginya)….” (Siyar A’lamin Nubala karya al-Imam adz-Dzahabi 7/253)
3. Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata, “Mereka itu adalah suatu kaum yang berambisi untuk menjatuhkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam namun tidak mampu. Akhirnya, mereka mencela para sahabatnya agar kemudian dikatakan bahwa beliau (Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam) seorang yang jahat. Sebab, kalau memang beliau orang saleh, niscaya para sahabatnya adalah orangorang saleh.” (ash-Sharimul Maslul ‘ala Syatimirrasul karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hlm. 580)
4. Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Aku belum pernah tahu ada yang melebihi Rafidhah (Syiah) dalam persaksian palsu.” (Mizanul I’tidal karya al-Imam adz-Dzahabi 2/27—28)
5. Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, “Aku tidak melihat dia (orang yang mencela Abu Bakr, Umar, dan Aisyah ) itu orang Islam.” (as- Sunnah karya al-Khallal 1/493)
6. Al-Imam al-Bukhari rahimahullah berkata,
“Bagiku sama saja shalat di belakang Jahmi (seorang penganut akidah
Jahmiyah) dan Rafidhi (Syiah) atau di belakang Yahudi dan Kristen.
Mereka tidak boleh diberi salam, tidak boleh pula dikunjungi ketika
sakit, dinikahkan, dijadikan saksi, dan dimakan sembelihannya.” (Khalqu Af’alil ‘Ibad, hlm. 125)
Bisa jadi,
Anda berkata, “Itu kan versi ulama Sunni! Bagaimanakah keterangan ulama
ahlul bait tentang mereka?” Baiklah, kalau begitu simaklah keterangan
berikut ini.
1. Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berdoa,
“Ya Allah, aku telah bosan dengan mereka (Syiah) dan mereka pun telah
bosan denganku. Maka dari itu, gantikanlah untukku orang-orang yang
lebih baik dari mereka, dan gantikan untuk mereka seorang yang lebih
jelek dariku…” (Nahjul Balaghah, hlm. 66—67, dinukil dari asy-Syiah wa Ahlul Bait karya Dr. Ihsan Ilahi Zhahir, hlm. 300)
2. Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Demi Allah! Menurutku, Mu’awiyah lebih baik daripada orang-orang yang
mengaku sebagai Syiah-ku, mereka berupaya untuk membunuhku dan mengambil
hartaku.” (al-Ihtijaj, karya ath-Thabrisi hlm. 148, dinukil dari asy-Syiah Wa Ahlul Baitkarya Dr. Ihsan Ilahi Zhahir, hlm. 300)
3. Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhu berdoa,
“Ya Allah, jika Engkau memberi mereka (Syiah) kehidupan hingga saat
ini, porakporandakan mereka dan jadikan mereka berkeping-keping.
Janganlah Engkau jadikan para pemimpin (yang ada) ridha kepada mereka
(Syiah) selama-lamanya. Sebab, kami diminta untuk membantu mereka, namun
akhirnya mereka justru memusuhi kami dan menjadi sebab terbunuhnya
kami.” (al-Irsyad, karya al-Mufid hlm. 341, dinukil dari asy- Syiah wa Ahlul Baitkarya Dr. Ihsan Ilahi Zhahir, hlm. 302)
4. Al-Imam Ali bin Husain Zainal Abidin rahimahullah berkata, “Mereka (Syiah) bukan dari kami, dan kami pun bukan dari mereka.” (Rijalul Kisysyi, hlm. 111, dinukil dari asy-Syiah wa Ahlul Bait karya Dr. Ihsan Ilahi Zhahir, hlm. 303)
5. Al-Imam Muhammad al-Baqir rahimahullah berkata,
“Seandainya semua manusia ini Syiah, niscaya tiga perempatnya adalah
orang-orang yang ragu dengan kami, dan seperempatnya adalah orang-orang
dungu.” (Rijalul Kisysyi, hlm. 179, dinukil dari asy-Syiah wa Ahlul Bait karya Dr. Ihsan Ilahi Zhahir, hlm. 303)
6. Al-Imam Ja’far ash-Shadiq rahimahullah berkata, “Allah Subhanahu wata’ala berlepas diri dari orang-orang yang membenci Abu Bakr dan Umar radhiyallahu ‘anhuma.” (Siyar A’lamin Nubala’ karya
al-Imam adz-Dzahabi 6/260) Bisa jadi, Anda heran terhadap kesimpulan
para ulama terkemuka di atas. Sejauh itukah kesimpulan mereka? Apa yang
melandasi berbagai kesimpulan itu? Mengapa Syiah bisa seperti itu? Dan
berbagai pertanyaan lainnya yang menggelitik di hati Anda. Jawaban
ringkasnya, karena Syiah adalah sekte (baca: agama) tersendiri yang
sangat bertolak belakang dengan Islam. Mengapa demikian? Untuk lebih
jelasnya ikutilah pembahasan berikut ini.
Ditulis oleh: Al-Ustadz Ruwaifi bin Sulaimi
والله أعلمُ بالـصـواب
Posting Komentar