Mayoritas Bukanlah Standart suatu Kebenaran

0 komentar


 "Al Haq (kebenaran) itu bukanlah banyaknya pendukung, bukanlah mayoritas pendapat, bukan pula mengguritanya simpatisan. Tetapi, ukuran Al Haq adalah kesesuainnya dengan Al Quran dan hadits, menurut pemahaman para shahabat dan generasi terbaik"


Saudaraku yang semoga dirahmati Allah, tahukah anda bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman :

1. Kebanyakan manusia justru menyesatkan :

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَمَن فِيالأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِإِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ

"Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sungguh mereka akan menyesatkan kalian dari jalan Allah" (Qs:al An’aam:116)

2. Kebanyakan manusia tidak bersyukur :

إِنَّ اللّهَ لَذُو فَضْلٍعَلَى النَّاسِوَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَشْكُرُونَ

“..akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur ” (Qs Al Baqoroh:243)

3. Kebanyakan manusia tidak mengetahui kebenaran :

وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ


“…akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ” (Qs.Al A’raf:187)

4. Kebanyakan manusia lalai mengingat Allah :

وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ عَنْآيَاتِنَا لَغَافِلُونَ

“.. dan sesungguhnya kebanyakan manusia itu lengah terhadap tanda tanda kekuasan Kami ” (Qs.Yunus:92)

5. Kebanyakan manusia itu fasik :

وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ

“..dan sesungguhnya kebanyakan manusia itu benar benar fasiq ” (Qs.Al Maa’idah:49)

6. Kebanyakan manusia mengingkari Al Quran :

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِي هَـذَا الْقُرْآنِمِن كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَىأَكْثَرُ النَّاسِ إِلاَّ كُفُوراً

“ dan sesungguhnya Kami telah mengulang ulang kepada manusia didalam Al-Quran ini setiap macam perumpamaan, tetapi kebanyakan manusia tidak menyukai selain mengingkari ”. (Qs.Al Isra’:89)

7. Kebanyakan manusia mengingkari berjumpa dengan Allah :

وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ بِلِقَاءرَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ

“ Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Rabb-nya . (Qs.Ar Ruum:8)

8. Kebanyakan manusia tidak beriman :

وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يُؤْمِنُونَ

“ ..akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman ”.(Qs.Hud:17)



Saudaraku yang semoga dirahmati oleh Allah, tahukah juga anda bahwa Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman :

1. Sedikit sekali manusia yang bersyukur :

وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

“ Sedikit sekali dari hamba-Ku yang bersyukur .” (Qs.Saba’:13)

2. Sedikit sekali manusia yang beriman :

وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍقَلِيلاً مَا تُؤْمِنُونَ

“ ..Sedikit sekali kalian beriman kepadanya . (Qs.Al Haaqqah:41)

3. Sedikit sekali manusia menginggat Allah :

مَّعَ اللَّهِ قَلِيلاً مَّا

“ Sangatlah sedikit kalian-Nya .” (Qs.An Naml:62)

4. Sedikit sekali manusia yang mau mengambil pelajaran :

مِن دُونِهِ أَوْلِيَاء قَلِيلاًمَّا تَذَكَّرُونَ

“..Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran ” (Qs.Al A’raf:3)

Allah subhanahu wata’ala telah mengingatkan kepada hamba hamba-Nya :

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَمَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ
 
“Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sungguh mereka akan menyesatkan kalian dari jalan Allah “(Qs:al An’aam:116)

Maka berfikirlah wahai manusia.

"""""""""""""

Ada sebuah syubhat di masyarakat yang mengira bahwa kebenaran itu pasti berada pada banyaknya atau mayoritas manusia dengan berdalil pada riwayat berikut :

“Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Maka jika kalian melihat perselisihan, berpeganglah pada as sawaadul a’zham yaitu al haq dan ahlul haq” (HR. Ibnu Majah)

Maka kita katakan :

Adalah salah besar jika dianggapnya as sawaadhul a'zham itu adalah mayoritas manusia, bahka Ishaq bin Rahawaih yang juga guru dari Imam Al Bukhari, beliau rahimahullaah mengatakan bahwa hanya orang bodoh yang mengira bahwa as sawaadul a’zhama dalah mayoritas orang secara mutlak :

“Jika engkau tanyakan kepada orang-orang bodoh siapa itu as sawadul a’zham, niscaya mereka akan menjawab : MAYORITAS MANUSIA.
Mereka tidak tahu bahwa Al Jama’ah itu adalah orang alim yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Shallallahu ’alaihi Wasallam dan jalannya. Barangsiapa yang bersama orang alim tersebut dan mengikutinya, ialah Al Jama’ah, Dan yang menyelisihinya, ia meninggalkan Al Jama’ah” [Hilyatul Aulia, 9/238]
Tatkala bingung menghadapi perbedaan ideologi dan ajaran Islam yang berkembang di masyarakat, sebagian kita berpegangan pada prinsip ‘ikut saja dengan kebanyakan orang‘....

Akibat fatalnya :

Ajaran agama yang sesuai dengan Qur’an dan Sunnah serta pemahaman yang benar, dianggap salah semata-mata karena tidak diamalkan oleh kebanyakan orang....

Diantara alasan mereka yang berpendapat demikian adalah hadits-hadits tentang golongan yang selamat diistilahkan dengan Al Jama’ah dan As Sawadul A’zham. Dan memang sekilas nampak bahwa Al Jama’ah dan As Sawadul A’zham berarti sekumpulan orang yang jumlahnya sangat banyak...

Namun benarkah demikian maksudnya...???

Apakah yang ada pada kebanyakan orang itu pasti lebih benar...???

Kebenaran Tidak Memandang Jumlah
banyak dalil dari Qur’an dan Sunnah yang memberikan faedah kepada kita bahwa kebenaran tidak memandang jumlah.
Kebenaran adalah kebenaran walaupun bersendirian...
Kesalahan adalah kesalahan walaupun didukung banyak orang....
Bahkan Allah menyatakan bahwa keadaan umum manusia adalah berada dalam kesesatan, kejahilan dan jauh dari iman yang benar:

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah” (QS. Al An’am: 116)


Allah Ta’ala berfirman:

“Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Yusuf: 40)


Allah Ta’ala berfirman:

“ Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Qur’an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).” (QS. Ar Ra’du: 1)


Allah Ta’ala berfirman:

“Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya” (QS. Yusuf: 103)


Bahkan ada Nabi Allah yang tidak memiliki pengikut, ada yang hanya satu orang, ada pula yang hanya sekelompok orang. Andai yang sedikit itu pasti sesat, apakah mereka tidak memiliki pengikut atau menjadi minoritas karena mengajarkan kesesatan?

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Diperlihatkan kepadaku umat manusia seluruhnya. Maka akupun melihat ada Nabi yang memiliki pengikut sekelompok kecil manusia. Dan ada Nabi yang memiliki pengikut dua orang. Ada Nabi yang tidak memiliki pengikut” (HR. Bukhari 5705, 5752, Muslim, 220)


Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda bahwa Islam itu awalnya asing, dan akan kembali menjadi asing kelak. Dan beliau memuji orang-orang yang masih mengamalkan ajaran Islam ketika itu.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Islam pada awalnya asing dan akan kembali asing kelak sebagaimana awalnya. Maka pohon tuba di surga bagi orang-orang yang asing” (HR. Muslim no.145)


Nah, apakah Islam itu asing ketika mayoritas manusia mengamalkan ajaran Islam...??? Bahkan yang minoritas ketika itu adalah yang dipuji oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Al Fudhail bin Iyadh rahimahullah (wafat 187 H) berkata:

“Janganlah engkau mengangap buruk jalan-jalan kebenaran karena sedikit orang yang menjalaninya. Dan jangan pula terpedaya oleh banyaknya orang-orang yang binasa” (Dinukil dari Al Adabusy Syar’iyyah 1/163)


Imam An Nawawi rahimahullah (wafat 676 H) berkata:

“Seorang manusia hendaknya tidak terpedaya dengan banyaknya orang yang melakukan hal-hal terlarang, yaitu orang-orang yang tidak menjaga adab-adab ini” (Dinukil dari Al Adabusy Syar’iyyah 1/163)




Allah lah tempat bermohon untuk melimpahkan taufiq-Nya kepada kita dan kaum muslimin semua, taufiq untuk berpegang teguh dengan sunnah dan konsisten kepada ajarannya, serta waspada terhadap hal-hal yang bertentangan dengannya, karena hanya Allaah lah Maha Pemberi dan Maha Mulia.

Semoga sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada hamba-Nya dan RasulNya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula kepada keluarga dan para sahabatnya. Aamiin..
Semoga bermanfaat..





Posting Komentar